Sabtu, 08 Juni 2013

My name is Aidil (Mon nom est Aidil) : Sinopsis

Nah! Saya disini mau ngasih bocoran dikit nih sama kalian semua kalau saya mau nerbitin buku seperti yang saya bilang sebelumnya di awal perkenalan. Buku saya ini temanya tentang ya bisa dibilang ada perjuangan, percintaan, dan kekeluargaan. Jangan bingung ya! Saya cuma mau kalian semua yang baca artikel ini berdoa supaya novel saya ini laris nantinya. 


Judul novel saya ini adalah "My name is Aidil" atau nama lainnya adalah "Mon nom est Aidil" yang menceritakan seorang anak yang jago bermain pedang bernama Aidil Karim yang dibuang orang tuanya dan diasuh seorang ibu bernama Marianne ketika masih bayi. Tujuan orang tuanya membuang Aidil adalah supaya Aidil menjadi anak yang kuat dan bisa menggunakan senjata dan juga agar tidak manja. Toh, saya ceritakan disini orang tua Aidil adalah orang kaya di Paris bernama Karim Roux dan Fatma. Ketika berumur 10 tahun, Aidil didatangi oleh dua orang pria berbadan kekar dengan niatan ingin menculik yang ternyata juga menculik kakaknya, Connor Mostafa (pada saat itu Connor berumur 18 tahun). Aidil yang lugu dan tidak tahu apa-apa menolak ajakan kedua orang itu untuk ikut. Secara sengaja, mereka menyiramkan air keras ke kaki kanan Aidil sehingga kaki kanan Aidil melepuh dan serasa lumpuh. Lalu, kedua orang itu menaikan Aidil ke kereta kudanya dan pergi ke pelatihan dimana seharusnya ahli pedang seperti Aidil berada dan menjadi tangguh. Setelah sampai ke tempat tujuan, Aidil yang lumpuh tidak dapat turun dari kereta kuda meminta bantuan dan akhirnya salah seorang dari pria-pria berbadan kekar itu menggendong Aidil dan menurunkan Aidil dengan cara melempar. Aidil merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya yang kecil. Kemudian, orang itu memanggil Connor dan meminta Connor merawat dan melatihnya. Aidil tidak mengetahui Connor adalah kakak kandungnya. 4 bulan di pelatihan, Aidil muak dengan siksaan mereka dan mencoba mengajak Connor untuk melarikan diri bersamanya. Tetapi, Connor menolak. Jika mereka pergi, mereka akan dicari dan dibunuh. Itulah sebabnya Connor menolak untuk melarikan diri. Malam itu, Aidil yang pemberani memberanikan dirinya pergi ke portal tempat pelatihan itu. Aidil yang tidak kuat membuka pintu portal akhirnya ditolong oleh salah seorang dari pengawal tempat itu. Aidil pun berterima kasih kepada orang itu dan orang itu terbunuh karena membiarkan Aidil kabur. 

Aidil terus berlari sampai hujan deras pun tiba, dia terjatuh karena jalanan yang licin dan tidak sadarkan diri. Keesokan paginya, Aidil ditemukan seorang gadis kecil seusianya bernama Sofia. Sofia lalu memanggil ayahnya untuk membawa Aidil ke rumah mereka yang letaknya tidak jauh dari lokasi Aidil terjatuh. Setelah Aidil tersadar, ia terkejut di depannya ada seorang gadis kecil dan bertanya dimana dia sekarang dan mengapa pakaiannya berbeda dari sebelumnya. Sofia menjawab bahwa Aidil berada dirumahnya dan menceritakan mengapa Aidil bisa sampai ke rumahnya. Aidil pun bertanya siapa sebenarnya Sofia, Sofia hanya menjawab dia hanya seorang gadis kecil biasa yang miskin dan tidak seperti anak-anak lain. Lalu, Aidil bertanya siapa yang membawaku kesini, Sofia menjawab dia dan ayahnya yang membawanya kesini. Lalu, Sofia mengenalkan Aidil pada ayahnya yang bernama Maurice. ayah Sofia terlihat senang dengan Aidil yang santun dan pendiam (tidak banyak bicara) dan Aidil terlihat tertarik dengan kuda-kuda milik ayah Sofia. Lalu, ayah Sofia mengajarinya cara menunggang kuda yang benar. Aidil cepat belajar, belum sampai 2 hari ia sudah bisa menunggangi kuda dengan benar. 2 hari kemudian, Aidil merasa rindu dengan Ibu Marianne. Lalu, Aidil bergegas pulang dan berpamitan kepada Sofia dan ayahnya. Sofia yang terlanjur mencintai Aidil spontan memeluk Aidil sambil menangis. Lalu, Aidil berjanji akan kembali padanya saat usianya menginjak 13 tahun. Ketika Aidil hendak pergi, Sofia menciumnya dan Aidil berkata itu tidak boleh dilakukan karena bukan muhrim dan karena masih terlalu dini untuk bercinta, hanya menambah dosa saja. 

Bertahun-tahun berlalu, Aidil yang sudah menginjak 13 tahun kembali ke rumah Sofia. Aidil takjub melihat Sofia yang semakin cantik. Sofia yang melihat orang yang dicintainya kembali segera berlari kearahnya dan memeluknya. Aidil menepati janjinya untuk kembali ke desa tempat Sofia tinggal. Ayah Sofia pun ikut senang karena Aidil berhasil menepati janjinya. 2 minggu berada disana dan pada pagi itu, Aidil memutuskan untuk pulang karena sudah sangat rindu kepada Ibu Marianne. Jarak desa tempat Aidil tinggal dan desa Sofia hanya sekitar 2 Km, sehingga memudahkan Aidil untuk pergi kesana kapan saja. 

Ketika Aidil kembali dan menjaga kios milik Ibu Marianne yang berada di pasar Marseille, Aidil dikejutkan kedatangan seorang perempuan berusia 16 tahun bernama Livia Fatma yang juga merupakan kakaknya tetapi Aidil tidak mengetahuinya. Livia terus saja menanyakan tentang asal-usul dirinya dan akhirnya Aidil memutuskan untuk membawa Livia ke rumah Ibu Marianne. Sesampainya di rumah Ibu Marianne, terjadi percakapan antara Livia dan Ibu Marianne. Aidil yang mendengarkan dari luar tidak bisa menyangka dia adalah anak dari Karim Roux yang seorang kaya dan seorang pencari kebenaran. Kemudian, Livia berjanji pada Marianne untuk membawa Aidil kesini setiap Aidil merindukan Marianne. Marianne menyetujui keputusan Livia dan membiarkan Aidil pergi. Lalu, Aidil dan Livia pergi menggunakan kuda milik Aidil pemberian ayah Sofia.

Ditengah perjalanan menuju rumah Livia, Livia terus bertanya-tanya tetapi Aidil tidak menjawab. Lalu, Livia berkata Aidil akan terlibat dalam misi penting yaitu membuka pintu perpustakaan rahasia milik ayah mereka, Karim. Sesampainya di rumah, Aidil diperkenalkan kepada Connor dan Arfa oleh Livia. Connor terkejut, ternyata selama ini sudah bertemu dengan Aidil di pelatihan yang sama. Aidil pun sama terkejutnya dengan Connor, ternyata orang baik hati yang selama ini merawatnya selama di pelatihan yang kejam itu adalah Connor, kakak kandungnya. Kini Aidil telah menemukan keluarganya meski hanya bertemu dengan kakak-kakaknya dan bukan bertemu dengan Karim dan Fatma karena mereka berdua sudah tewas. 

Kemudian, Connor memberitahu Livia dan Aidil bahwa dia sudah menemukan 5 kunci tersebut bersama Arfa selama Livia sibuk mencari Aidil. Kini tibalah saatnya mereka mencari perpustakaan rahasia tersebut. Mereka berangkat menuju Paris tempat dimana perpus itu berada pada pagi-pagi buta di keesokan harinya. Aidil diberi tugas untuk memegang 2 kunci dari 5 kunci tersebut. Sementara, 3 kunci lagi berada di tangan Connor. Mereka mencari perpustakaan tersebut dan berhasil menemukannya. Tetapi ketika Connor dan adik-adiknya ingin membuka pintu perpus tersebut, mereka dihalangi oleh Daniel, si pemilik tempat pelatihan yang kejam dan para pengawalnya yang kekar. Aidil menyerahkan kunci yang dipegangnya kepada Livia dan membiarkan Livia dan Connor yang membukanya. Sementara, Aidil dan Arfa menyerang mereka membabi buta. Ketika semua pasukan Daniel telah tewas semua di tangan Aidil dan Arfa, Daniel menyelinap masuk ketika pintu perpustakaan di buka. Maksud Daniel menyelinap adalah ia ingin mencari buku rahasia bagaimana caranya menaklukan Marseille dan mencuri kekayaan keluarga Karim. Ketika Connor dan adik-adiknya berhasil masuk ke perpustakaan dan hendak mencari Daniel, mereka menemukan sosok wanita paruh baya yang ternyata ibu mereka, Fatma. Mereka terkejut karena mereka telah mengetahui bahwa ibu mereka telah tewas bersamaan dengan ayah mereka. Ternyata, selama ini yang dibunuh adalah Farah, istri dari Assad, pelayan Karim yang berkhianat dan Karim menyembunyikan Fatma di perpustakaan rahasianya. Mereka senang bertemu dengan ibu mereka kembali yang tidak pernah melihat mereka tumbuh dewasa dan menjadi seperti sekarang ini. Aidil takjub dengan keadaan perpustakaan besar tersebut yang penuh dengan ensyklopedi dan buku-buku berharga. Kemudian, Aidil bertanya benda apa yang ibunya genggam. Ibunya menjawab itu adalah buku yang hendak Daniel cari. Tiba-tiba, Daniel berhasil menemukan mereka setelah menelusuri seluruh isi perpustakaan mewah itu. Connor dan adik-adiknya sudah siap siaga dan ingin membunuh Daniel. Tetapi, mereka kalah cepat. Daniel sudah memegang ibu mereka dan menyuruh ibu mereka membaca buku tersebut. Tetapi, ibu mereka menolak dan saat itu juga Aidil membunuh Daniel dan sekaligus menyelamatkan ibunya. Akhirnya, mereka semua kembali berkumpul dan tinggal dalam perpustakaan tersebut. Tetapi, Aidil meminta izin kepada ibunya untuk kembali ke desa tempat Sofia berada setiap kali ia merindukan Sofia dan ibunya mengizinkannya. Pada hari itu juga, Aidil kembali ke desa tersebut dan bertemu Sofia. 

Hehe sorry ya puanjaaaaaaaaaaaaaaang bener ceritanya. Menarik gak? hehe kalau menarik, makasih banyak sekali lagi. Oh iya yang mau nanya-nanya seputar cerita ini, mention aja ke twitter aku @ErikaDiki14_ . Pasti ku jawab. Makasih semua. Oh iya sebelumnya aku makasih dulu nih ke temen aku, Errina Nabilla sebagai pembaca pertama dan M. Hisyam yang udah bantuin aku bikin cerita ini. Doakan novel ini cepat terbit nantinya. Amien :)) 

Chears :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar